top of page

Sindikat Skimming Internasional Incar Indonesia, Ada Titik Lemah?

PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN

PT BESTPROFIT FUTURES - Jakarta - Baltov Kaloyan Vasilev ditangkap polisi di kamar 311 Fave Hotel, Jalan Wahid Hasim, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu dinihari lalu. Warga negara Bulgaria berusia 46 tahun itu menyusul lima anggota komplotan skimming yang sudah lebih dulu ditangkap Polda Metro Jaya. Dari kamar hotel yang disewa Vasilev, polisi mengantongi barang bukti terkait kejahatan skimming berupa satu buah laptop, dua buah deep skimmer dan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang sudah diisi data nasabah sebanyak 198 buah. - PT BEST PROFIT FUTURES Kejahatan skimming, yaitu menduplikasi kartu debit atau kartu ATM untuk kemudian menguras uang nasabah, memang tengah jadi buah bibir. Dari penangkapan Vasilev dan lima anggota lainnya (4 WNA dan 1 WNI), diketahui ribuan rekening nasabah di 13 bank yang ada di Indonesia telah dibobol para pelaku ini melalui mesin ATM. Namun, menurut pengamat IT dari ITB Agung Harsoyo, kejahatan skimming yang dialami belasan bank di Tanah Air juga dialami bank-bank di luar negeri. - PT BEST PROFIT "Di negara manapun sama saja, dalam arti antara keamanan dengan yang mau bobol keamanan itu kan balapan. Jadi nanti begitu kita tingkatkan keamanannya, orang-orang yang berniat jahat itu cari namanya hole ya, jadi lobang yang bisa ditembus seperti apa," ujar Agung kepada Liputan6.com, Senin malam. - PT BESTPROFIT Menurut dia, siklus itu akan terus berjalan, antara pihak yang berusaha menjaga keamanan data nasabah dengan mereka yang ingin menjebolnya. "Akan terus seperti begitu. Menurut saya, sekarang ini yang perlu dilakukan adalah edukasi kepada nasabah terkait dengan pengamanan transaksi. Itu harus lebih gencar lagi," tegas Agung. - BEST PROFIT Dia beralasan, pelaku skimming yang mayoritas adalah warga asing itu bukan tidak mungkin melihat banyak kelemahan yang dimiliki perbankan serta nasabah di Indonesia, sehingga mereka merasa lebih mudah beroperasi di Tanah Air. "Mereka melihat sisi kelemahan secara sosiologis bahwa kita nggak terlalu aware. Kalau bertransaksi nggak berusaha ditutupi. Kita nggak punya prasangka buruk terhadap orang lain. Jadi mereka datang ke sini karena melihat ada potensi mengeksploitasi kelemahan kita tadi," pungkas Agung. - BESTPROFIT Hal senada diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, bahwa pelaku kejahatan skimming akan selalu mencoba sistem keamanan perbankan seiring dengan perkembangan teknologi. "Ini kan karena adanya niat jahat, ditambah lagi dengan memanfaatkan teknologi," ujar Nico kepada Liputan6.com, Senin malam. - BEST PROFIT FUTURES Karena berhubungan dengan teknologi, kejahatan skimming pun menjadi tantangan bagi kepolisian dan pihak perbankan untuk selalu memperbarui sistem pengamanan seperti yang selama ini sudah dilakukan. "Pihak bank sendiri sudah melakukan antisipasi, antara lain dengan penggantian kartu ke jenis magnetik dan chip. Sedangkan untuk nasabah kita harapkan untuk mengganti nomor PIN secara berkala," jelas Nico. - BESTPROFIT FUTURES Sementara itu, terkait dengan mayoritas pelaku yang ternyata warga negara asing, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen M Iqbal mengatakan, hingga kini polisi belum menemukan adanya motif lain. "Motifnya ekonomi sementara ini. Belum ada motif baru," kata Iqbal di Mabes Polri, Senin. - BESTPRO

Yang jelas, lanjut dia, para pelaku biasanya mengincar mesin ATM di daerah yang terpencil. Mereka berharap kurangnya pengawasan menjadi celah untuk memuluskan aksi skimming. "Pelaku pakai modus skimming dengan mencari letak ATM yang jarang dikontrol oleh publik. Maksudnya, katakanlah pertokoan yang ada di tempat terpencil. Di waralaba-waralaba yang ada," ujar Iqbal. Karena itu dia meminta masyarakat ikut aktif dalam mengawasi kejahatan ini. Demikian pula, dia mengimbau para pemilik waralaba atau petugas keamanan agar ikut mengawasi mesin ATM di kawasan waralaba tersebut. "Polri mendorong agar semua aware terhadap ATM-ATM ini. Misal waralaba yang ada, jangan hanya berorientasi kepada penjualan saja, tapi lihat dong kalau ada orang yang lama di situ, apalagi mencurigakan, tegur, kan ada satpamnya," beber Iqbal. Selain waralaba, Iqbal juga menyebutkan bahwa lokasi wisata yang menyedot banyak perhatian wisatawan asing juga menjadi sasaran para pelaku skimming. Sebab, pelaku beranggapan di kawasan tersebut perputaran uangnya tinggi. "Ya salah satunya (lokasi wisata), karena itu tempat yang potensi perputaran uangnya tinggi. Motifnya ekonomi sementara ini. Dan belum ada motif baru," pungkas mantan Kapolres Jakarta Utara ini.

RECENT POST
bottom of page