top of page

5 Penyebab kurs dolar menguat hantam nilai tukar hingga Rp 14.000

PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN

PT BESTPROFIT FUTURES - Kurs dolar yang tengah menguat berimbas pada anjloknya nilai tukar rupiah hingga menembus angka Rp 14.000 per USD. Angka tersebut dinilai menjadi yang terendah sejak Desember 2015. Menurut Bloomberg, nilai rupiah terpuruk terdalam kedua di Asia setelah Rupee India. Meskipun begitu, Bank Indonesia (BI) tetap optimistis nilai tukar rupiah berpeluang menguat kembali (rebound) terhadap dolar Amerika Serikat (AS). - PT BEST PROFIT FUTURES Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suahasil Nazara mengatakan, gejolak nilai tukar yang terjadi saat ini bukan hanya dialami rupiah semata, tetapi juga mata uang negara lain di dunia. "Kalau menurut saya sih enggak ya (kepercayaan investor turun). Kan memang volatilitas di dunia lagi tinggi, dalam konteks volatilitas yang tinggi itu kan semua melakukan adjustment," ujar dia. - PT BEST PROFIT Menurut Suahasil, saat ini kegiatan ekonomi dan industri di dalam negeri tidak terlalu terpengaruh oleh pelemahan Rupiah. Hal ini terlihat dari pertumbuhan impor yang masih tinggi di mana di dalamnya didominasi oleh impor bahan baku dan barang penolong. - PT BESTPROFIT Tentu ada penyebab kurs dolar menguat hingga menembus angka Rp 14.000 per USD. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menjelaskan beberapa penyebab tersebut: 1. Adanya defisit transaksi tahun ini yang melebar Kurs rupiah melemah karena defisit transaksi berjalan tahun ini diprediksi semakin melebar. Perkiraannya hingga 2,1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). - BESTPROFIT FUTURES "Selain karena keluarnya modal asing juga karena defisit neraca perdagangan yang diperkirakan akan kembali terjadi jelang Lebaran karena impor barang konsumsinya naik," terangnya. 2. Ketegangan perang dagang AS-China Ketegangan geopolitik, seperti perang dagang Amerika Serikat dan China serta peperangan Suriah membuat gejolak pada perekonomian dunia. Salah satu imbasnya naiknya harga komoditas seperti minyak dunia. - BEST PROFIT FUTURES Ini membuat inflasi jelang Ramadan akan semakin terkerek karena harga BBM nonsubsidi ikut naik. "Inflasi dari pangan juga perlu diwaspadai karena harga bawang merah naik cukup tinggi dalam satu bulan terakhir," kata dia. 3. Indonesia masuki musim pembagian dividen Permintaan dolar AS diperkirakan naik pada kuartal II 2018 karena emiten secara musiman membagikan dividen. Investor di pasar saham sebagian besar merupakan investor asing, sehingga mengonversi hasil dividen rupiah ke dalam mata uang dolar. - BESTPROFIT "Kalau permintaan dolar banyak, pasti melemahkan rupiah," ujarnya. 4. The Fed masih akan naikkan suku bunga acuan Pengamat ekonomi Indef, Bhima Yudhistira memprediksi, The FED masih menjaga bunga acuannya tidak berubah di angka 1,5 - 1,75 persen. Namun FED kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan pada rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12 - 13 Juni hingga 25 - 26 September 2018 mendatang. - BEST PROFIT "Hasil rapat FED akan jadi patokan bagi investor untuk menebak arah kebijakan pengetatan moneter berikutnya. Imbas ke Indonesia, khususnya para investor asing akan melakukan perombakan portofolio dengan melanjutkan penjualan bersih saham," tuturnya. 5. Pertumbuhan ekonomi RI tak tinggi Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, menyatakan pelemahan rupiah akan terus berlanjut hingga akhir Mei 2018 ini. Dia menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan Rupiah salah satunya yaitu rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,06 persen kemarin. - BESTPRO "Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir Mei 2018. Terbuka peluang kurs terdepresiasi hingga Rp 14.000-Rp 14.200," tuturnya. Hal ini disebabkan konsumsi rumah tangga masih melemah terbukti dari penjualan mobil pribadi yang anjlok -2,8 persen di kuartal I 2018 dan data penjualan ritel yang turun. - BPF

RECENT POST
bottom of page