top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon

Sentimen Global Diprediksi Bikin Rupiah Kembali Bergejolak

PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN

PT BESTPROFIT FUTURES - JAKARTA - Rupiah diramal kembali bergejolak dalam perdagangan sepekan ke depan atau 8-12 Oktober, di kisaran Rp15.110-Rp15.240/USD. Pelemahan rupiah terjadi secara konsisten sampai akhir September kendati BI telah menaikkan bunga acuan dan intervensi cadangan devisa. Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, faktor global dipengaruhi oleh imbal hasil (yield) treasury 10 tahun atau surat utang AS yang telah mencapai 3,23%. - PT BEST PROFIT "Hal ini menandakan ekspektasi pelaku pasar terhadap ekonomi dunia dalam jangka panjang cenderung memburuk. Investor memburu instrumen utang AS sebagai flight to quality atau mencari aset yang aman," ujarnya di Jakarta, Minggu. - PT BESTPROFIT

Kemudian, Bhima menjelaskan, tingkat pengangguran AS mencapai 3,7% atau terendah dari 18 tahun terakhir. Data tenaga kerja AS per September meningkat 134.000 orang. Kondisi full employment ini mendorong lonjakan inflasi dalam jangka pendek di AS sehingga Fed rate diprediksi naik sekali kali lagi tahun ini, lalu empat kali di 2019 dan dua kali di 2020. Shock dari kenaikan Fed rate ini membuat investor menarik dana bertahap dari negara berkembang, dan memilih investasi di aset berdenominasi dolar. - BEST PROFIT FUTURES "Dollar index berada di level 95.4 masih berpeluang naik. Ini menandakan era super dolar masih akan membayangi perekonomian negara berkembang," kata Bhima. Analisis Goldman Sachs menyebutkan, perang dagang AS-China yang makin memburuk setelah negosiasi tidak tercapai diperkirakan akan menurunkan profit korporasi besar di hampir seluruh dunia secara gradual. - BESTPROFIT Selain itu, dari Eropa polemik Brexit dan defisit anggaran Italia menjadi momok yang menakutkan bagi pelaku pasar. Outlook mata uang euro masih bearish atau melemah terhadap USD. Lalu, harga minyak mentah diprediksi akan melanjutkan rally meski sempat menurun tipis di USD84,16 per barel untuk jenis Brent. Tekanan harga minyak membuat defisit migas melebar pada akhirnya memperburuk defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD). - BEST PROFIT "Faktor utama pelemahan kurs rupiah hingga akhir tahun adalah kenaikan harga minyak mentah dan tingginya impor khususnya menyambut seasonal Natal dan Tahun Baru dimana penggunaan transportasi meningkat," pungkasnya Sumber : CNN Indonesia

RECENT POST
bottom of page