top of page

Ahli UI Sindir Manajemen Kasus Corona Pemerintah Belum Serius

PT. BESTPROFIT FUTURES


Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif mengingatkan pemerintah dan pemangku kepentingan di dunia kesehatan agar lebih memperhatikan manajemen kasus virus corona Covid-19 di Indonesia. Menurut dia, selama ini manajemen kasus virus SARS-CoV-2 itu kurang banyak disorot. BESTPROFIT "Sebenarnya ada satu hal yang tidak banyak disorot yaitu manajemen kasus. Ini merujuk kepada bagaimana kita memanajemen Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)," kata dia mengutip Antara, Rabu (17/6). Ia melihat lambatnya pemeriksaan spesimen ODP dan PDP di berbagai fasilitas kesehatan mengakibatkan lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air. "Angkanya mengerikan sebetulnya, angka kematian ODP dan PDP di Jakarta kalau kita perhatikan bisa delapan hingga 10 kali lipat lebih tinggi dari pada angka kematian pasien positif COVID-19," ujarnya. Bahkan, ujarnya, jika angka ODP dan PDP dirata-ratakan secara nasional mencapai sekitar 3,5 kali lebih besar dari pada angka kematian di kasus konfirmasi COVID-19. PT. BESTPROFIT Ia menilai hal itu bisa terjadi akibat kecenderungan berbagai pihak terlalu fokus pada penanganan kasus konfirmasi, namun kurang maksimal dengan ODP maupun PDP. Padahal ODP dan PDP sudah memiliki gejala ringan maupun serius, namun perhatian pada dua masalah tersebut dinilainya kurang begitu maksimal. "Saya kira sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian agak serius lah kepada manajemen kasus untuk ODP dan PDP," katanya. Terkait kebijakan normal baru, lulusan University of Newcastle tersebut menilai Indonesia pada dasarnya belum siap untuk menerapkan normal baru. Bahkan, ia menilai kebijakan tersebut terkesan agak dipaksakan dengan berbagai pertimbangan salah satunya terkait keadaan ekonomi nasional. Sebelumnya, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman merespons melonjaknya jumlah kasus virus corona di DKI Jakarta kala masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau normal baru. Dia mengatakan peningkatan kasus di Jakarta misalnya, akibat kurangnya intervensi. PT. BEST PROFIT "Strategi utama pengendalian pandemi itu adalah testing, tracing, isolasi, dan treating," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/6). Dicky menyebut peningkatan ketiga intervensi utama, yakni pengujian, penelusuran, dan isolasi perlu ditingkatkan karena PSBB bukan solusi atau strategi utama. Dia juga berkata peningkatan strategi pencegahan agar masyarakat paham dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan juga harus ditingkatkan. "Masyarakat belum paham dan belum teredukasi baik tentang apa dan bagaimana Covid-19," ujar Dicky. BEST PROFIT


Sumber : cnnindonesia



RECENT POST
bottom of page