top of page

Saran Ahli Kala WHO Peringatkan Pandemi Baru dan Vaksin 2021

PT. BESTPROFIT FUTURES


Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani menyarankan sejumlah cara yang bisa dilakukan Indonesia untuk mengantisipasi pandemi berikutnya seperti diumumkan Lembaga Kesehatan Dunia PBB (WHO). Menurutnya, pemerintah bisa melakukan pengawasan (surveilans) sementara warga melakukan pola hidup bersih & sehat untuk mempersiapkan diri jika terjadi pandemi berikutnya. BESTPROFIT Kedua hal ini juga mesti diterapkan untuk mengantisipasi apabila vaksin Covid-19 belum siap diedarkan sesuai target, yakni pada awal 2021 di Indonesia. Sebab, sebelumnya WHO pesimis akan ada vaksinasi massal hingga pertengahan 2021. "Yang terpenting bagaimana surveilans kesehatan di Indonesia dilakukan secara rutin. Dan masyarakat Indonesia harus mulai sadar dalam penerapan hidup bersih dan sehat. Untuk peningkatan kualitas kesehatan kita," kata Laura saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (9/9). Langkah surveilans dilakukan dengan menggunakan testing, tracing dan isolasi. Kesehatan publik dari Covid-19 dapat dicapai dengan langkah pengawasan tersebut. Penegakkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) juga harus tetap dilakukan. Selain itu, Laura mengatakan setuju dengan pendapat WHO bahwa dunia harus menyiapkan diri ketika pandemi berikutnya tiba meski virus corona belum lenyap. Laura memastikan pandemi Covid-19 ini pasti bukan akhir dari pandemi. PT. BESTPROFIT "Bagaimana kita harus tetap waspada dengan kemunculan penyakit baru yang berpotensi untuk memunculkan pandemi baru," ujar Laura. Memang dengan kemunculan pandemi ini memberikan banyak pelajaran bagi dunia, khususnya di Indonesia tentang pentingnya melakukan surveilans kesehatan secara rutin. Terutama untuk penyakit-penyakit menular. Kemudian Laura juga mengatakan Indonesia harus memiliki kemandirian dalam penyediaan obat-obatan dan vaksin yang berbasis isolat indonesia. Hal itu didukung dengan meningkatkan kapasitas SDM dan SDA di Indonesia. "Jadi apakah vaksin nantinya berhasil efektif dan aman, kita tidak menjawabnya sekarang karena ini perlu waktu untuk pembuktian. Tapi saya rasa Indonesia perlu belajar dari kejadian pandemi bagaimana bisa memproduksi vaksin maupun obat sendiri, tidak hanya vaksin saja. PT. BEST PROFIT Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dunia harus menyiapkan diri ketika pandemi berikutnya tiba meski virus corona belum lenyap. Tak hanya itu, WHO juga tidak berharap adanya vaksinasi dalam skala luas hingga pertengahan 2021. Padahal Presiden Joko Widodo telah menargetkan vaksinasi massal pada awal 2021. Sebelumnya, Ahli Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan kesehatan publik menjadi indikator penting terkait kecepatan respons suatu negara terhadap pandemi Covid-19. Kesehatan publik dari Covid-19 dapat dicapai dengan langkah pengawasan dengan menggunakan testing, tracing dan isolasi. Menurutnya masalah surveilans masih menjadi sebuah momok di Indonesia. "Untuk menghadapi respons menular yang paling cepat di Kementerian Kesehatan adalah surveilans, testing lacak isolasi. Surveilans ini yang jadi masalah padahal testing penting untuk identifikasi orang yang membawa virus," kata Pandu dalam acara Transmedia, Kamis (3/9). Pandu mengatakan beberapa negara seperti Selandia baru, Australia, Thailand, hingga Singapura telah melakukan proses surveilans dengan masif dan baik. Dengan menggunakan surveilans yang baik, pemerintah bisa mencegah atau menekan penularan Covid-19. BEST PROFIT



Sumber : cnnindonesia


RECENT POST
bottom of page