top of page

TikTok Klaim Tak Sensor Konten Uighur dan Xinjiang

PT. BESTPROFIT FUTURES


Direktur Hubungan dan Kebijakan Publik TikTok untuk Inggris, Irlandia, dan Israel, Elizabeth Kanter mengklarifikasi ucapannya mengenai penyensoran video-video terkait insiden di Xinjiang, China untuk menghindari konflik. Dalam sidang Komite Strategi Bisnis, Energi, dan Industri Inggris, Kamis (5/11), Kanter sempat menyatakan bahwa TikTok menyensor video-video yang berhubungan dengan insiden di Xinjiang dan terkait Uighur untuk menghindari konflik. Kepada CNN Business, Kanter mengatakan dia salah bicara selama persidangan. BESTPROFIT "TikTok sebelumnya telah mengakui bahwa pada masa-masa awal, kami mengambil pendekatan blak-blakan untuk memoderasi konten yang mendorong konflik, tetapi kami juga mengatakan kami menyadari ini adalah pendekatan yang salah dan menghapusnya," kata Kanter. "Namun, kami ingin memperjelas bahwa bahkan dalam kebijakan awal itu, tidak pernah ada kebijakan di sekitar komunitas Uighur, yang mana saya salah bicara," lanjutnya. Berdasarkan situs Parlemen Inggris, sesi sidang bersama Kanter diadakan untuk menentukan apakah bisnis TikTok di Inggris Raya turut mengeksploitasi kamp kerja paksa di Xinjiang untuk keuntungan mereka. PT. BESTPROFIT Kanter mulanya menyebutkan bahwa TikTok tidak menyensor konten-konten. Dia juga memastikan, TikTok bakal menolak permintaan Partai Komunis China jika meminta aplikasi menghapus konten sensitif terkait Uighur. "Kami tidak memoderasi konten berdasarkan kepekaan atau afiliasi politik. Tidak ada pengaruh pemerintah China di TikTok," tuturnya. Ketika dikonfirmasi oleh anggota parlemen konservatif Nusrat Ghani mengenai insiden sensor sebelumnya di TikTok, Kanter mengatakan bahwa video terkait dengan Xinjiang dihapus 'pada hari-hari awal TikTok', ketika konten diatur oleh pedoman yang berbeda. "Orang-orang yang menulis pedoman konten mengambil keputusan untuk tidak mengizinkan konflik di platform, sehingga ada beberapa insiden, di mana konten tidak diizinkan di platform, khususnya yang berkaitan dengan situasi Uighur," ujarnya. Pihak TikTok menyebutkan, kebijakan konten TikTok sebelumnya tidak mengacu kondisi Uighur. November lalu, TikTok menyalahkan 'kesalahan manusia' terkait penghapusan video viral yang diunggah seorang remaja Muslim asal Amerika Serikat, Feroza Aziz yang menyinggung soal kamp penahanan etnis minoritas Uighur di Xinjiang. Kanter tidak menjelaskan secara pasti kapan kebijakan moderasi konten diubah, tapi dia mengatakan sudah "setidaknya lebih dari setahun," PT. BEST PROFIT "Saya hanya ingin menekankan bahwa kami tidak menyensor konten [sekarang]. Saya mendorong Anda untuk membuka aplikasi dan mencari tentang Tiananmen Square, mencari Uighur, mencari Tibet, Anda akan menemukan konten itu di TikTok," katanya. Kanter juga mengundang pejabat Inggris untuk datang ke Pusat Transparansi dan Akuntabilitas TikTok untuk memeriksa algoritma aplikasi dan mengamati pendekatan perusahaan terhadap moderasi konten, serta mengklaim bahwa mereka dapat melihat sendiri bahwa tidak ada penyensoran lagi di TikTok. "Kami satu-satunya platform yang telah mengumumkan pendekatan terbuka untuk Anda," ujar Kanter. Pemerintah Barat dan pegiat HAM sebelumnya diketahui tengah mendalami keterkaitan TikTok dengan penahanan Muslim Uighur di Xinjiang. Departemen Luar Negeri AS memperkirakan bahwa sebanyak 2 juta orang Muslim Uighur dibawa ke kamp-kamp penahanan. Mereka menduga, para suku Uighur yang dibawa ke kamp tahanan itu diindoktrinasi dan dianiaya. Sementara pihak China bersikeras bahwa kamp-kamp itu merupakan 'pusat pelatihan kejuruan' secara sukarela. BEST PROFIT


Sumber : cnnindonesia

RECENT POST
bottom of page