top of page

Erosi Pantai Demak Terparah, Habis 2 Ribu Hektare-Mundur 5 Km

PT. BESTPROFIT FUTURES



Erosi akibat abrasi pantai di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak menjadi yang terparah di Indonesia lantaran garis pantai di kawasan itu sudah mundur 5 kilometer dan menghabiskan lahan lebih dari 2 ribu hektare. BESTPROFIT


Mundurnya garis pantai itu diprediksi merupakan yang terparah di kawasan pantai utara dan selatan Jawa, bahkan di Indonesia. Pesisir utara pulau Jawa terancam erosi pantai lantaran meningkatnya permukaan air laut, yang disertai turunnya muka air tanah.


"Abrasi yang terjadi di Kecamatan Sayung selama 20 tahun terakhir diperkirakan yang terbesar di kawasan pantai utara dan selatan Jawa dan bahkan di Indonesia. Luas kawasan yang terkena erosi mencapai 2.116,54 hektar yang menyebabkan garis pantai mundur sepanjang 5,1 kilometer dari garis pantai di tahun 1994 lalu," jelas Dewayany Sutrisno, Profesor Riset Bidang Sistem Informasi Spasial, Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam diskusi publik perubahan iklim dan ancaman tenggelamnya pesisir Jawa, pada Kamis (12/10). PT. BESTPROFIT


Dikutip laman resmi Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP), saat ini laju perubahan garis pantai berkisar 553,3 meter hingga 20,4 meter per tahun. Hitungan itu terbagi menjadi kisaran laju abrasi mulai dari 0,3 meter hingga 553,3 meter per tahun, disertai laju akresi sebesari 0,1 hingga 20,4 meter per tahun.


Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Sedangkan akresi pantai ialah perubahan garis pantai menuju laut lepas, karena adanya proses sedimentasi dari daratan atau sungai yang menuju laut.


Saat ini ada sejumlah wilayah yang mengalami kemunduran garis pantai, selain Kabupaten Demak. Di antaranya wilayah pesisir di Pekalongan yang sudah mundur sejauh 2.231,78 meter atau lebih dari 2 kilometer. PT. BEST PROFIT


Jakarta tenggelam


Tak cuma Demak, penurunan daratan juga terjadi di DKI Jakarta. Utusan Khusus Gubernur Jakarta bidang perubahan iklim, Irvan Pulungan ada tiga hal penyebab Jakarta tenggelam.


Pertama, penurunan muka air tanah merupakan imbas penggunaan air yang meningkat di tengah masifnya pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan pembebanan tanah di DKI Jakarta sangat tinggi ditambah ekstraksi air tanah.


"Kedua, memang 40 persen tanah DKI Jakarta itu ada di bawah permukaan laut sejak dahulu secara geografis, yang ketiga sea level rise yang disebabkan oleh perubahan iklim yang melipat-tigakan dampak dan ancaman yang dihadapi oleh DKI Jakarta," kata Irvan di acara yang sama.


Dari tiga hal itu, Irvan mengatakan yang secara penuh dapat dikontrol ialah penurunan muka tanah dengan membenahi sumber masalah itu, yakni kontrol terhadap penggunaan air tanah.


Di samping itu, Pakar Iklim dan Meteorologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edvin Aldrian mengungkap penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah dianggap lebih membahayakan dibanding kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya es karena perubahan iklim. BEST PROFIT


Dengan adanya temuan tersebut, sejumlah otoritas mengklaim telah memberlakukan aturan untuk menanggulangi masalah penggunaan air tanah. Seperti di wilayah Jawa Tengah yang sudah tak mengizinkan penggunaan air tanah sejak dua tahun lalu.


Pemerintah DKI Jakarta tahun ini juga menerbitkan Pergub Nomor 52 dan 57 tentang tarif air minum di DKI Jakarta, yang mengatur tentang subsidi air minum.


Lewat peraturan itu diharapkan masyarakat yang masih menggunakan air tanah akan beralih ke air minum yang disediakan perusahaan pengelola air minum. Dengan begitu penurunan muka tanah yang disebabkan penyedotan air tanah tak kian meningkat.



Sumber : cnnindonesia

Comments


RECENT POST
bottom of page