top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon

Hujan Diprediksi Masih Akan Deras, BMKG Ungkap El Nino Tak Signifikan

PT BESTPROFIT FUTURES


PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN – Hujan sedang hingga lebat diprediksi melanda banyak daerah sepekan ke depan, 9 hingga 15 Mei. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap faktor-faktor pemicunya.


Berdasarkan Prakiraan Cuaca Mingguan BMKG, beberapa wilayah akan didominasi cuaca berawan sepanjang hari dengan potensi hujan sedang hingga lebat pada siang dan malam hari sepekan ke depan, 9 hingga 15 Mei. BESTPROFIT


Wilayah-wilayah itu antara lain pesisir barat Sumatera, Jawa bagian selatan, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.


"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," tutur BMKG.


Apa pemicu kondisi cuaca di atas?


BMKG menyebut curah hujan itu dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, faktor skala global yang tak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap cuaca RI, termasuk El Nino.


"Dalam skala global, nilai SOI (Southern Oscillation Index), IOD (Indian Ocean Dipole), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap curah hujan di wilayah Indonesia," tulis BMKG. PT. BESTPROFIT


El Nino sendiri ialah fenomena pemanasan permukaan laut di sekitar Pasifik yang berdampak pada penurunan curah hujan hingga berdampak pada kemarau kering, termasuk di Indonesia.


Sementara, Indeks Nino 3.4 merupakan salah satu indikator El Niño/Southern Oscillation (ENSO) berdasarkan suhu permukaan laut.


Nino 3.4 adalah rata-rata anomali suhu permukaan laut di area 5° lintang utara hingga 5° lintang selatan, 170° bujur barat hingga 120° bujur barat.


Kedua, Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif pada kuadran 5 (Maritime Continent) dan menunjukkan kondisi yang signifikan untuk Indonesia.


MJO merupakan anomali sirkulasi atmosfer daerah tropis berskala besar yang menyebar ke timur dari atas Samudra Hindia Barat, dan bergerak dengan kecepatan sekitar 5-10 meter per detik dengan durasi 30 - 60 hari. PT. BEST PROFIT


Ketiga, gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo.


Gelombang Rossby Ekuator merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20 Lintang Utara - 20 Lintang Selatan) dengan periode kurang dari 72 hari yang umumnya bisa bertahan 7-10 hari di Indonesia.


Keempat, gelombang Kelvin yang diprakirakan akan aktif di Sumatera Barat, Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara.


Gelombang Kelvin adalah gelombang atmosfer yang memiliki arah penjalaran mirip seperti MJO, yaitu ke arah timur, namun dengan periode gelombang jauh lebih pendek, yakni 2,5 hingga 20 hari.


"Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia," tutur BMKG.


Kelima, BMKG juga menyebut faktor bibit siklon tropis 91S dan 91B sebagai pemicu hujan di beberapa wilayah, terutama di wilayah Sumatera.


Keenam, Sirkulasi Siklonik yang terpantau di Selat Makassar, Laut Maluku, dan Samudera Pasifik timur Filipina. Hal ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di pesisir barat Sumatera Utara.


Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lain juga terpantau di Jawa Timur, pesisir Utara Kawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Papua Bagian Tengah, Papua Barat, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudera Hindia Barat Sumatera Utara, Aceh, Samudera Hindia Selatan NTT, Barat Daya Lampung.


"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," kata BMKG.


Sebelumnya, BMKG mengungkap El Nino lemah akan menyapa Indonesia tahun ini dan memicu potensi kemarau kering secara bertahap di banyak wilayah Indonesia.


Terpisah, menurut Meteorological Survei Singapore, kondisi El Niño Southern Oscillation (ENSO) dalam kondisi "Netral". BEST PROFIT


"Namun, ada tanda-tanda di Pasifik tropis yang mendukung kondisi El Niño yang berkembang dalam beberapa bulan ke depan (misalnya suhu laut bawah permukaan yang lebih hangat)."


Indeks Nino 3.4 pun saat ini menunjukkan kondisi ENSO-netral, yakni -0,33°C untuk Maret 2023 dan 0,64°C untuk rata-rata pada Januari - Maret 2023.


BMKG-nya Singapura ini juga memprediksi kondisi ENSO-netral berlanjut selama Mei-Juni 2023 dan kondisi El Niño berkembang Juli hingga Agustus.


"Namun, masih ada kemungkinan kondisi ENSO-netral pada paruh kedua tahun 2023 karena model memiliki akurasi yang lebih rendah pada tahun ini," tandas MSS.


Sumber : cnnindonesia


PT BESTPROFIT FUTURES, PT BEST PROFIT FUTURES, PT BESTPROFIT, PT BEST PROFIT, BESTPROFIT FUTURES, BEST PROFIT FUTURES, BESTPROFIT, BEST PROFIT, BESTPRO, BPF, PT.BPF, BPF BANJAR, BPF BANJARMASIN, PT BEST, PT BPF

RECENT POST
  • Grey Google+ Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey Facebook Icon

© 2023 by Talking Business.  Proudly created with Wix.com

bottom of page