top of page

Selain Kereta, INKA Juga Produksi Bus Listrik Jika Ada Pesanan

PT. BESTPROFIT FUTURES



Inka (Persero) yang selama ini dikenal sebagai produsen kereta api di Tanah Air turut berpartisipasi dalam kompetisi industri otomotif untuk bidang bus listrik. Kini ada dua jenis bus listrik yang dimiliki Inka dan siap masuk fase produksi jika ada pesanan.


"Nanti kalau ada yang pesan baru kami produksi, kami siap untuk komponen maupun fasilitas pabriknya," kata General Manager Pengembangan PT INKA Junaidi dalam keterangannya yang dikutip Rabu (10/11). BESTPROFIT


Junaidi bilang pada prinsipnya antara bus listrik dan kereta memiliki banyak persamaan dari sisi desain. Bahkan bus listrik dikatakan lebih simpel.


Ia menyebut kini ada dua jenis bus listrik yang digarap perusahaan yakni ukuran 8 meter dan 12 meter. Dua prototipe bus listrik tersebut juga sudah diuji coba di Madiun, Bali, dan Jakarta.


Kata dia daya tahan baterai yang digendong bisa membawa prototipe bus listrik buatan Inka menempuh jarak 250 kilometer.


"Daya tahan listrik mencapai 0-200 kilometer, tetapi sisanya masih 20 persen, kalau dihabiskan bisa mencapai 250 kilometer," kata dia. PT. BESTPROFIT


Sejak Oktober 2020 sebetulnya Inka telah mengamini hendak memproduksi bus listrik di dalam negeri dengan menggandeng perusahaan asal Taiwan bernama Tron E.


Tron E dikatakan bertugas menjadi pemasok sistem baterai dan motor listrik. Sedangkan proses perakitan dilakukan sendiri dengan menggandeng perusahaan asal Malang, Jawa Timur, yaitu Piala Mas.


Saat itu Direktur Utama Inka Budi Noviantoro sempat menyebut pembuatan bus untuk ukuran medium atau 8 meter menghabiskan biaya hingga Rp2 miliar.


Kala diuji coba tahun lalu, jarak tempuh dalam satu kali pengisian baterai selama tiga sampai empat jam disebut mencapai jarak 200 km. PT. BEST PROFIT


Kemudian rata-rata kebisingan 71 db lebih kecil dibanding bus konvensional yang dikatakan pada umumnya 85 db, serta kecepatan maksimum 90 km per jam.


Budi menambahkan Rata-rata pemakaian bus diesel disebut 3 km per liter. Jika harga solar Rp9.300 per liter, maka biaya operasional per kilometer bus diesel yakni 0,3 x Rp9300 per liter menjadi Rp2.790 per km


"Nah untuk biaya operasional bus listrik per kilometer sama dengan 0,71 x Rp1650 per kWh sama dengan Rp1171 per km," kata Budi. BEST PROFIT


Sumber : cnnindonesia

Comments


RECENT POST
bottom of page